Sedangkan sistem terisolasi diantaranya adalah sistem Berau, Sangatta, Petung, Nunukan, Bulungan, Bontang, Tanah Grogot, Malinau, Kota Bangun, Melak, Kerang, Muara Koman, Sebatik, Tanjung Selor, Batu Sopang dan Tanjung Aru.
Sistem Kelistrikan Mahakam masih surplus namun dalam kondisi siaga dimana cadangan lebih kecil dari unit pembangkit terbesar, sedangkan sistem yang mengalami defisit antara lain adalah Sistem Sangatta, Petung, Tanah Grogot, Malinau, dan Tanjung Selor.
Sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 236-12/23/600.2/2009 tentang Penetapan Kondisi Krisis Penyediaan Tenaga Listrik tangggal 20 Mei 2009, sistem Petung, Tanah Grogot dan Nunukan ditetapkan sebagai daerah yang mengalami krisis penyediaan tenaga listrik.
Separuh Sistem Kelistrikan di Indonesia Defisit
Selasa, 17 November 2009 | 12:14 WIB
Sumber : ANT
PLN membagi sistem kelistrikan dalam tiga kondisi yakni normal, siaga, dan defisit. Normal berarti tidak ada pemadaman dan cadangan operasi lebih besar dari satu unit terbesar. Selanjutnya, status siaga adalah tidak ada pemadaman, tetapi mempunyai potensi padam karena cadangan operasi lebih kecil dari satu unit terbesar. Sedang, kondisi defisit adalah terjadi pemadaman karena daya mampu pasok lebih kecil dari beban puncak atau ada gangguan pada sistem transmisi.
Sebanyak 11 sistem yang mengalami defisit adalah Sumatera bagian selatan sebes ar 198,3 MW, Sulawesi Selatan 145,7 MW, Sumatera bagian utara 70 MW, Minahasa 27,51 MW, Tanjung Pinang 7,4 MW, Palu 5,96 MW, Kendari 2,1 MW, Poso 1,71 MW, Sampit 0,8 MW, Ambon 0,56 MW, dan Singkawang 0,16 MW.
Sistem yang dalam kondisi normal adalah Jawa-Madura-Bali (Jamali) dan Bontang. Sistim kelistrikan yang mengalami siaga adalah Bangka, Belitung, Batam, Pontianak, Lombok, Barito, Mahakam, Gorontalo, Kupang, Ternate, dan Jayapura.
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Senin (16/11), Dirut PLN Fahmi Mochtar mengatakan, penyebab krisis listrik adalah daya mampu pembangkit yang lebih kecil dari beban puncak seperti terjadi di sistem luar Jamali. Selain itu, terdapat gangguan di sistem jaringan atau kombinasi kemampuan pembangkit dan gangguan jaringan.
Menurut dia, krisis listrik yang terjadi di sistem Jamali dikarenakan adanya gangguan di sistem jaringan dan bukan karena kapasitas daya mampu pembangkit. Saat ini, daya mampu pembangkit Jamali mencapai 21.035 MW dan beban puncak 16.837 MW atau surplus 4.198 MW.
Gangguan jaringan di sistem Jamali terjadi di trafo 500/150 kVA di Jakarta dan saluran kabel laut Jawa-Bali 150 kVA di sistem Bali.
PLN telah menyiapkan program penanganan pemadaman listrik baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang. Dalam jangka pendek yakni tiga bulan ke depan, PLN telah dan akan melakukan pengunduran jadwal pemeliharaan, penyewaan generator, pengaturan jaringan, imbauan penghematan, dan pembelian daya listrik swasta.
Program jangka menengah dalam periode hingga dua tahun adalah perbaikan trafo, relokasi trafo, dan menyewa pembangkit. Untuk program jangka panjang adalah menambah daya pembangkit dan kapasitas jaringan transmisi melalui proyek 10.000 MW dan proyek pengembang listrik swasta (independent power pro ducer/IPP).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar